Wednesday, November 17, 2010

Laporan Observasi di IBBI


Download Link

Lokasi observasi
STIE IBBI
Jl. Sei Deli No. 18
Telp. (061) 4567111
Fax. (061) 4527548
Medan - 20114
Indonesia

Waktu observasi
Observasi dilakukan pada hari Selasa, 16 November 2010.
Waktu observasi pukul 11.05 WIB - 12.20 WIB.

Subjek yang diobservasi
Ø Dosen : Ms. Arinda
Ø Mahasiswa S1 Akuntansi yang berjumlah 28 orang dan sedang mengikuti mata kuliah Bahasa Mandarin.

Objek observasi
Ø Suasana kelas pada saat mata kuliah Mandarin berlangsung
Ø Interaksi dosen dan mahasiswa

Uraian hasil observasi
Pukul 11.05 WIB, dosen masuk ke kelas. Suasana kelas masih belum tenang. Dosen menugaskan ketua kelas untuk memfotokopi bahan/materi yang akan dipelajari hari itu. Kelas masih ribut, dosen berusaha menenangkan. Dosen meminta mahasiswa mengumpulkan tugas yang diberikan minggu lalu. Kelas kembali ribut dan dipenuhi suara protes. Beberapa mahasiswa maju dan mengumpulkan tugas teman-temannya. Mahasiswa lain sibuk berbicara dengan temannya. Dosen meminta mahasiswa menghapal angka 1 – 10 dalam bahasa Mandarin. Setiap minggu sebelum memulai materi baru, dosen menyuruh mereka untuk menghapalnya. Dosen mengatakan bahwa dia akan meminta mahasiswa maju satu per satu ke depan untuk melafalkannya di depan kelas. Ketua kelas kembali dan membagikan bahan kepada temannya.

Dosen mengoreksi tugas yang sudah dikumpulkan. Kelas sangat ribut. Dosen menenangkan dan meminta seorang mahasiswa maju ke depan untuk menghafal angka 1 – 10. Kemudian, satu per satu mahasiswa dipanggil. Seorang mahasiswa yang disuruh maju terlihat gugup. Mahasiswa tersebut salah melafalkan dan teman-temannya menertawakannya.

Materi yang diajarkan pada hari itu adalah mengenai ”goresan” aksara mandarin. Dosen mencatat materi di papan tulis. Mahasiswa di barisan depan terlihat sibuk mencatat. Sementara mahasiswa di barisan belakang terlihat mengobrol. Dosen meminta ketua kelas untuk mengisi tinta spidol. Mahasiswa yang lain masih sibuk mencatat. Dosen berkeliling memeriksa catatan siswa dan mengoreksi tulisan yang salah. Seorang mahasiswa bertanya kepada dosen. Teman di sampingnya menyindir dengan mengatakan bahwa pertanyaan yang diajukan sangat mudah. Dosen mulai berjalan kembali ke depan. Sementara mahasiswa mencatat, dosen mengabsen mahasiswanya. Spidol selesai diisi. Dosen kembali mencatat di papan tulis. Kelas kembali ribut.

Setelah dosen selesai mencatat, dosen menyuruh mahasiswa melanjutkan mencatat. Setelah semua selesai, dosen membaca aksara mandarin di papan tulis. Dosen membaca sekali dan memberikan instruksi agar mahasiswa ikut membaca. Dosen kemudian menjelaskan dan mahasiswa serius mendengarkan. Kemudian dosen meminta mahasiswa membaca sekali lagi dan dosen mengoreksi apabila ada kesalahan. Setelah selesai, dosen memuji mahasiswa. Mahasiswa bersorak gembira. Kelas kembali ribut.

Dosen membahas bersama mahasiswa beberapa contoh yang ada di papan tulis. Untuk tiap goresan, dosen memberikan satu contoh aksara mandarin, misalnya untuk goresan 一 (heng2) dosen memberi contoh aksara 六 (liu4 ; enam). Ketika dosen menerangkan cara penulisan dari aksara, seorang mahasiswa bertanya untuk menegaskan apa yang dijelaskan oleh dosen. Dosen kembali menerangkan dan sesekali bertanya kepada mahasiswa. Kemudian dosen me-review sekali lagi materi yang sudah diajarkan.

Dosen kemudian menyuruh mahasiswa mencatat di buku tugas dan mahasiswa diberi tugas untuk latihan menulis aksara Mandarin yang diajarkan hari ini. Dosen menuliskan contoh di salah satu buku tulis mahasiswa dan kemudian buku tulis itu di-passing ke belakang. Mahasiswa tampak sibuk menulis dan dosen berkeliling memeriksa pekerjaan mereka.

Di sela-sela menunggu mahasiswa menulis, dosen bertanya apakah mahasiswa menyukai materi yang diajarkan pada hari itu. Seorang mahasiswa tampak bercanda dan membuat teman-temannya tertawa. Setelah itu, dosen tetap menunggu mahasiswa menulis. Pekerjaan mahasiswa selesai dan dosen menyudahi perkuliahan pada pukul 12.20 WIB.

Telaah Hasil Observasi Menurut Teori Belajar
1. Teori Thorndike

Salah satu konsep Thorndike yang dapat menggambarkan proses belajar yang terjadi dalam kelas adalah Law of Practice / Hukum Latihan.

Contohnya :
1. Setiap minggu sebelum masuk kelas, dosen akan meminta mahasiswa menghapal angka 1-10 dalam bahasa Mandarin. Dosen melatih mahasiswa agar dapat mengingat konsep tersebut.

2. Ketika dosen membaca aksara di papan tulis, dosen memberikan instruksi agar mahasiswa mengikutinya. Setelah itu, dosen meminta mahasiswa mengulanginya sendiri selama beberapa kali.

3. Selesai membaca, dosen memberikan tugas untuk menulis beberapa aksara di buku tugas. Mahasiswa ditugaskan untuk berlatih menulis di rumah.

Prinsip Thorndike lain yang bisa ditemukan dalam proses pembelajaran yang diobservasi adalah ’belajar bersifat incremental (bertahap)’. Dosen pertama mengajarkan ejaan terlebih dahulu untuk membantu mahasiswa dalam melafalkan aksara mandarin. Kemudian dosen mengajarkan goresan mandarin yang menyusun suatu aksara mandarin. Dalam pelajaran goresan dijelaskan bagaimana bentuk goresan, bagaimana pelafalannya dan bagaimana tata cara penulisannya.

2. Teori Bandura

Belajar dapat terjadi melalui modeling. Proses modeling dapat dilihat ketika mahasiswa mengikuti dosen yang sedang membaca aksara di papan tulis. Ketika diminta mengulanginya, sebagian mahasiswa sudah bisa melakukannya dengan baik.

Untuk membuat bahan yang diajarkan lebih mudah diterima dan diserap, dosen melakukan tahap dibawah ini :

1. Proses atensional
Pertama, dosen berusaha menenangkan kelas yang masih ribut sejak dosen masuk. Dosen berusaha memastikan semua mahasiswa memperhatikan ke depan agar informasi yang akan disampaikan bisa dipahami oleh semua mahasiswanya. Setelah semua mahasiswa tampak memperhatikan, barulah dosen memulai pelajaran.

2. Proses retensional
Proses ini adalah proses yang terjadi di dalam diri individu. Ini adalah tahapan dimana informasi yang disampaikan oleh dosen disimpan untuk digunakan nanti. Jenis simbolisasi pada tahap ini adalah simbolisasi verbal dimana informasi yang disimpan adalah informasi yang disampaikan oleh dosen secara verbal atau dalam bentuk kata-kata.

Bandura mengatakan guru harus mempertimbangkan kemampuan verbal siswa saat akan merencanakan modeling. Dosen mempertimbangkan kemampuan verbal mahasiswa. Ada mahasiswa yang belum fasih berbahasa mandarin. Oleh karena itu, dalam menjelaskan, dosen menggunakan dua bahasa. Hal ini akan membantu proses retensional.

3. Proses pembentukan prilaku
Setelah sesuatu diperhatikan dan disimpan, dosen harus mempertimbangkan ketrampilan motorik yang dibutuhkan untuk memproduksi ketrampilan yang telah dipelajari tersebut, dalam hal ini ketrampilan untuk mengucapkan aksara mandarin dengan tepat. Untuk memastikan mahasiswa menguasai ketrampilan itu, pada pertemuan sebelumnya dosen telah mengajarkan ejaan mandarin kepada mahasiswanya.

4. Proses motivasional
Dosen memuji mahasiswa untuk memotivasi mereka agar ketrampilan yang telah dipelajari diproduksi dalam bentuk prilaku.

3. Teori Skinner

Dosen di dalam kelas memberikan positive reinforcement kepada mahasiswa. Misalnya, ketika mereka selesai membaca aksara di papan tulis, dosen memuji bahwa intonasi mereka sudah bagus. Dengan adanya pujian tersebut tentunya akan memunculkan rasa bangga dan motivasi dalam diri mereka.

4. Teori Ausubel

Struktur kognitif yang dimiliki setiap individu berbeda-beda. Menurut Ausubel, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar adalah masalah budaya. Berdasarkan hasil observasi, terlihat beberapa mahasiswa sudah lebih fasih dalam bahasa Mandarin. Dalam hal ini, terdapat beberapa kemungkinan yaitu mungkin beberapa mahasiswa sudah pernah mempelajari Mandarin sebelumnya di sekolah atau kursus tertentu. Mungkin juga dalam kehidupan sehari-hari, mereka menggunakan bahasa Mandarin untuk berkomunikasi. Sebagian lagi masih merasakan kesulitan dikarenakan mungkin mereka tidak pernah mendapatkan pelajaran Mandarin sebelumnya. Hal ini diperhatikan oleh dosen dalam mengajar. Saat mengajar, dosen lebih memperhatikan beberapa mahasiswa yang memang belum pernah belajar bahasa Mandarin sebelumnya.

Model pembelajaran yang terjadi dalam kelas adalah rote reception learning. Mahasiswa mempelajari Mandarin dengan menghafal dan tidak mengaitkan apa yang sudah dipelajari dengan sesuatu yang bermakna. Selain itu, mahasiswa juga hanya menerima apa yang disampaikan oleh dosen dan tidak belajar dengan mencari tahu sendiri.

Dalam catatan yang dituliskan dosen di papan tulis, terdapat kolom ’contoh’. Dari sini kita bisa melihat bahwa dosen menggunakan derivative subsumption. Dosen memberikan contoh dari konsep yang sedang dipelajari. Hal yang kurang adalah dosen tidak mengaitkan semua contoh dengan sesuatu yang bermakna sehingga ada kemungkinan mahasiswa akan sulit mengingat. Hanya beberapa contoh yang dikaitkan dengan materi pelajaran yang lalu yaitu dosen mengaitkan goresan 一 (heng2) dengan aksara 六 (liu4 ; enam) yang telah dipelajari sebelumnya.

5. Teori Piaget

Dengan mengaitkan hasil observasi dengan teori Piaget, bisa dilihat bahwa ketiga proses kognitif terjadi, yaitu :

1. Asimilasi
Asimilasi adalah pencocokan atau penyesuaian antara struktur kognitif dengan lingkungan fisik. Bagi mahasiswa yang sebelumnya telah pernah belajar Mandarin, mereka melakukan proses asimilasi yaitu mencocokan ide sebelumnya dengan ide baru yang sedang diajarkan oleh dosen.

2. Akomodasi
Akomodasi adalah memodifikasi struktur kognitif agar sesuai dengan lingkungan. Untuk mahasiswa yang belum pernah mempelajari bahasa Mandarin sebelumnya, mereka melakukan proses akomodasi. Struktur kognitif dimodifikasi dengan memasukkan informasi baru yang diajarkan dosen.

3. Equilibrasi
Jika struktur kognitif mahasiswa ada yang berbeda dengan apa yang sedang diajarkan oleh dosen, maka mahasiswa itu akan melakukan equilibrasi.

6. Teori Pask

Jenis conversation yang terjadi dalam kelas yaitu :

Monolog. Monolog terjadi pada mahasiswa setelah mendengarkan penjelasan dari dosen mungkin menginternalisasi informasi yang telah disampaikan.

Dialog. Dialog terjadi ketika dosen bertanya apakah mahasiswa menyukai apa yang telah mereka pelajari hari ini.

Dialektik. Mahasiswa melakukan conversation untuk mencari kebenaran dengan bertanya pada dosen.

Construction. Semua yang diajarkan oleh dosen pada mata kuliah ini bertujuan untuk membangun pemahaman yang baru mengenai bahasa Mandarin.

Kesimpulan

Proses observasi berlangsung dengan baik. Kami dapat melihat bagaimana sebenarnya sistem perkuliahan di perguruan tinggi swasta, bagaimana cara mengajar seorang dosen, bagaimana respon dari mahasiswanya, dan bagaimana interaksi dari keduanya.

Setelah melakukan observasi, kami melakukan proses penyusunan laporan. Kami melakukan diskusi online untuk membahas apa saja teori yang dapat digunakan untuk dapat dikaitkan dengan hasil observasi.

Daftar pustaka
B. R. Hergenhahn & Matthew H. Olson (2009). Theories of Learning. Edisi Ketujuh. Jakarta : Kencana
Driscoll, Marcy P.1994. Psychology of Learning for Instruction. Boston : Allyn and Bacon


Testimoni Perencanaan, Pelaksanaan hingga Penyelesaian tugas
Testimoni Marisa

Sebelum menentukan hendak observasi di IBBI, kami telah mengunjungi dua fakultas di USU, diantaranya Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi. Namun, kedua fakultas itu meminta surat pengantar untuk dapat memproses permintaan kami. Pada saat kami pergi meminta izin (Senin, 15 November 2010) waktu sudah tidak memungkinkan untuk mengurus surat pengantar.

Pada saat itu, saya teringat kakak saya yang bekerja sebagai staf pengajar di IBBI. Kemudian saya segera menghubunginya untuk bertanya apakah memungkinkan bila kami observasi disana. Jawaban dari IBBI datang 3 jam setelahnya dan kami diminta datang observasi hari Selasa, 16 November 2010 pukul 11.00 WIB.

Secara umum, observasi di universitas lain sangat menyenangkan. Kami bisa mengetahui bagaimana proses pembelajaran di universitas lain yang selama ini hanya kami dengan lewat cerita teman. Apalagi universitas yang kami kunjungi adalah universitas swasta yang tentu saja berbeda dengan USU yang merupakan Universitas Negeri.

Setelah observasi, dimulailah proses menulis laporan. Dengan menulis laporan, kami belajar banyak dan kembali mendalami semua teori belajar yang telah dipelajari sebelumnya.

Testimoni Calvina

Waktu untuk perencanaan observasi cukup mendesak. Hari Senin tanggal 15 November 2010, kami pergi ke 2 fakultas untuk meminta izin observasi. Kedua fakultas meminta surat untuk memproses izin kami. Ternyata Marisa mempunyai kenalan yang bekerja di IBBI. Kami diperbolehkan untuk melakukan observasi esok harinya.

Observasi dilakukan ketika mata kuliah mandarin. Banyak hal-hal lucu yang terjadi di dalam kelas. Sambutan dari dosen dan mahasiswa disana juga cukup baik. Observasi di IBBI menyenangkan. Untuk menyelesaikan laporan, kami memutuskan untuk melakukan diskusi online.

Dokumentasi



Laporan Observasi Fakultas Sastra Jepang


Lokasi observasi
Fakultas Sastra USU
Jalan Universitas 19
Medan 20155
Tel. +62 61 8220840
Fax.+62 61 8215956

Waktu observasi
Hari / Tanggal : Rabu / 10 November 2010
Waktu : 08.05- 09.35 WIB

Subjek observasi
 Dosen : Bu Murni
 Mahasiswa Program Studi Sastra Jepang Semester 5 berjumlah 26 orang yang sedang mengikuti mata kuliah Tata Bahasa Jepang.

Objek observasi
 Suasana kelas pada saat mata kuliah berlangsung
 Interaksi dosen dan mahasiswa


Uraian hasil observasi
Dosen memasuki kelas pada pukul 08.05. Mahasiswa yang hadir masih berkisar 12 orang. Sebelum memulai perkuliahan, dosen mengabsen satu-persatu mahasiswanya. Setelah itu, dosen mulai berbicara dengan mahasiswanya menggunakan bahasa Jepang.

Dosen menerangkan materi 2 minggu lalu. Dosen mencoba meminta mahasiswa mengingat materi tersebut dan kemudian meminta beberapa mahasiswa memberikan contoh sehubungan dengan materi tersebut. Beberapa mahasiswa terlihat bingung ketika dosen menjelaskan. Kemudian salah seorang mahasiswa bertanya kepada dosen. Dosen menjelaskan kembali.

Kemudian dosen menyuruh mahasiswa membuka buku dan menyuruh satu persatu mahasiswa secara bergiliran menjawab soal di buku. Ketika kuliah berlangsung (pukul 08.30) beberapa mahasiswa yang terlambat terlihat memasuki kelas tanpa ditegur oleh dosen. Dosen mulai berjalan ke belakang dan menyuruh mahasiswa di barisan belakang untuk mulai membacakan dan menjawab soal di buku.

Memasuki materi baru, dosen memberikan waktu beberapa menit kepada mahasiswa untuk mengerjakan soal di buku. Setelah itu, dosen mulai berbicara lagi kepada mahasiswanya. Untuk materi yang baru, dosen meminta mahasiswa untuk aktif memberikan pendapat. Materinya mengenai ” Apa yang harus diperhatikan seseorang ketika jalan-jalan ke suatu daerah tertentu?”. Beberapa mahasiswa diminta oleh dosen untuk menuliskan jawaban mereka di papan tulis. Ketika itu, ada beberapa mahasiswa terlihat berdiskusi, ada yang mengobrol dengan teman di sampingnya. Suasana kelas mulai ribut sementara dosen sedang berbicara dengan mahasiswa di barisan depan.

Setelah beberapa mahasiswa selesai menulis, dosen mulai membahas jawaban di papan tulis. Ketika ada jawaban yang salah penulisannya, dosen akan memperbaikinya langsung. Beberapa mahasiswa di barisan depan terlihat fokus mendengarkan. Beberapa siswa yang duduk di barisan belakang, terlihat sibuk dengan kerjaannya sendiri, ada yang bercerita dengan teman didekatnya, ada yang menghadap keluar jendela.

Dosen mulai memasuki materi baru lagi. Sama seperti sebelumnya, dosen memberikan waktu untuk menjawab soal di buku sambil sesekali dosen berjalan ke belakang untuk melihat hasil pekerjaan mahasiswa. Dosen membahas beberapa soal di buku dengan meminta mahasiswa membacakan jawaban mereka.

Setelah semua materi selesai, dosen mengakhiri perkuliahan dengan menanyakan kepada mahasiswa apakah ada sesuatu yang tidak jelas. Seorang mahasiswa bertanya dan ditanggapi dosen. Setelah itu, dosen mengakhiri perkuliahan yang berlangsung 2 SKS tersebut.

Telaah hasil observasi menurut teori belajar

A. Teori Pask

Teori Pask yang terkenal adalah Conversation Theory. Conversation adalah pembicaraan dimana terjadi pertukaran informasi dan ide antara dua orang atau lebih. Conversation dalam konteks edukasi biasanya meliputi pertukaran ide dan proses mental antara pembicara dan pendengar.

Observasi kali ini dapat dikaitkan dengan teori conversation Pask. Dapat dilihat dalam kelas, dosen banyak melakukan tanya jawab dengan mahasiswa. Dosen meminta mahasiswa membacakan dan menjawab soal di buku. Ketika terjadi kesalahan, dosen akan mengoreksinya secara bersama-sama dengan mahasiswa untuk mendapatkan jawaban yang benar.

B. Teori Ausubel
Salah satu konsep Ausubel yang dapat dikaitkan dengan observasi yang dilakukan adalah mengenai derivative subsumption. Dalam derivative subsumption, kita mempelajari contoh-contoh baru untuk lebih memperjelas konsep yang telah dimiliki sebelumnya.
Selama perkuliahan berlangsung dan ketika memasuki materi-materi baru, dosen selalu meminta mahasiswa untuk memberikan contoh-contoh. Dengan adanya contoh-contoh baru, pemahaman mahasiswa mengenai suatu materi akan menjadi lebih jelas dan lebih dapat dimengerti.


C. Teori Piaget

Konsep Piaget mengenai asimilasi, akomodasi dan equilibrasi dapat dilihat dalam uraian hasil observasi. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dosen dan menyesuaikan dengan konsep yang ada (asimilasi). Beberapa mahasiswa tampak bingung. Dosen menjelaskan kembali sehingga beberapa mahasiswa tampak lebih mengerti (equilibrasi). Mahasiswa mengubah pemahaman mereka yang terdahulu (akomodasi).

D. Teori Thorndike

Salah satu konsep Thorndike yang dapat menjelaskan proses belajar dalam observasi adalah Hukum kesiapan / Law of Readiness.
Beberapa mahasiswa jelas terlihat masih belum siap untuk belajar. Hal ini dapat dilihat dari keterlambatan mahasiswa dalam memasuki kelas. Mahasiswa yang terlambat tentunya tidak mendengarkan penjelasan yang diberikan sebelum mereka memasuki kelas. Hal ini tentunya akan lebih menghambat mereka dalam memahami materi yang sedang diajarkan dan juga materi-materi selanjutnya yang berhubungan dengan materi sebelumnya. Hambatan tersebut akan membuat mereka menjadi kurang aktif dan merasa proses belajar yang terjadi kurang menyenangkan.

Kesimpulan sebagai rangkuman dari proses observasi hingga penyelesaian laporan

Dalam observasi, kami mencoba melihat bagaimana proses belajar-mengajar yang terjadi di dalam kelas dan juga bagaimana interaksi antara dosen dan mahasiswa serta bagaimana suasana kelas selama perkuliahan berlangsung.

Untuk menyelesaikan laporan, masing-masing dari kami membuat uraian hasil observasi. Uraian tersebut kemudian digabungkan. Karena waktu tidak cukup dan tidak ada kesempatan untuk bertemu, kami memilih untuk melakukan diskusi online.

Daftar Pustaka
http://en.wikipedia.org/wiki/Gordon_Pask ( 16 November 2010)
Driscoll, Marcy P.1994. Psychology of Learning for Instruction. Boston : Allyn and Bacon
B. R. Hergenhahn & Matthew H. Olson (2009). Theories of Learning. Edisi Ketujuh. Jakarta : Kencana


Testimoni perencanaan, pelaksanaan hingga penyelesaian tugas

Testimoni Calvina
Perencanaan tugas sebenarnya agak membingungkan. Dimulai dari rencana ingin observasi di satu tempat sampai tempat lainnya. Akhirnya waktu terbuang secara percuma. Kemudian akhirnya observasi dilakukan di Sastra Jepang. Dosen dan mahasiswa menggunakan bahasa Jepang dalam berkomunikasi. Tetapi terkadang juga menggunakan bahasa Indonesia. Setelah observasi, masing-masing membuat uraian hasil observasi kemudian digabungkan. Kemudian untuk penyelesaian bagian lainnya, kami memutuskan untuk melakukan diskusi online.

Testimoni Ester
Ketika tugas observasi dibagikan, ternyata kami mendapatkan bagian untuk mengobservasi metode belajar di tingkat perkuliahan. Sejak saat itu kami telah menentukan dimana kami akan melakukan observasi. Pada saat itu kami berunding untuk memilih Universitas mana yang akan kami pilih. Ada beberapa tempat yang kami jadikan pilihan, pertama Fakultas Hukum USU, Univertsitas Prima, Fakultas Kedokteran Universitas Methodis Indonesia (UMI) dan Fakultas Sastra Jepang USU. Kami mencoba mencari tahu bagaimana keadaan yang cocok untuk melakukan observasi. Ada beberapa kendala diantara tempat yang kami tujukan, adanya kurang informasi mengenai fakultas tersebut, adanya ketidak cocokan waktu untuk mengobservasi antara dengan jadwal kuliah kami dengan jadwal kuliah mereka, dan sehingga akhirnya kami memilih Fakultas Sastra Jepang untuk menjalankan observasi kami.

Setelah kami memilih Fakultas Sastra Jepang, kami membuat surat izin dibagian pendidikan untuk ditujukan kepada Fakultas Sastra Jepang. Setelah surat siap, lalu kami mengantarnya kebagian pendidikan Fakultas Sastra Jepang, akan tetapi pada saat itu yang bersangkutan ( Pembantu Dekan III ) tidak ada di tempat. Jadi kami melaporkannya kebagian Sekretariat Fakultas Sastra Jepang. Kami mengajukan surat itu kepadanya, lalu beliau menanyakan tujuan kami untuk melakukan observasi, setelah kami menjelaskan semua, beliau menerima dan langsung memberikan izin kepada kami. Beliau menentukan jadwal dan mata kuliah yang cocok untuk di observasi, beliau memilih mata kuliah Tata Bahasa Jepang berjumlah dua SKS pada hari Rabu, 10 November 2010, pukul 08.00-09.40 WIB. Lalu beliau menghubungi dosen yang mengajar pada mata kuliah tersebut, dan dosen tersebutpun mengizinkan kami untuk melakukan observasi pada jam mengajarnya. Kami sangat senang karena mereka merespon kami dengan baik.

Lalu tibalah harinya. Sebelumnya kami sudah berencana untuk pergi bersama ke Fakultas Sastra Jepang. Pada pukul 07.40 WIB kami telah tiba dikampus, dan kami pun bersama-sama berangkat ke Kampus Fakultas Sastra Jepang. Tiba disana kurang lebih pada pukul 07.55, kami pun mencari lokasinya. Cukup mendapat kesulitan untuk mencari dimana lokasi kelas yang akan kami observasi, dikarenakan Fakultas Sastra itu cukup besar, semua berada dalam satu lingkup, adapun satu gedung itu terdapat beberapa fakultas. Untung saja kami bertanya pada mahasiswa yang ada disekitar itu, lalu mereka pun menunjukan dimana lokasi yang hendak kami tuju.

Kami pun takut telat, karena waktu telah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Ketika kami tiba di ruang itu, ternyata masih hanya ada beberapa mahasiswa aja yang berada diruangan itu. Dosen pun belum hadir saat itu. Akhirnya tak lama kemudian tepat pukul 08.05 WIB dosen datang dan masuk kelas, sebelumnya kami meminta izin kembali. Dan ia pun mempersilahkan kami masuk ke ruangan tersebut. Kami memilih duduk di bagian paling belakang, agar tidak mengganggu mereka belajar. Mahasiswanya ramah-ramah, mereka menyapa kami, dan kebetulan ada beberapa siswa yang juga ternyata teman saya di bangku SMA dulu. Untungnya tidak ada kendala selama kami mengobservasi.

Lalu masuk kedalam pembuatan laporan, kami sama-sama mengerjakannya. Dikarenakan ada perbedaan waktu jam kuliah kami sulit untuk menentukan waktu untuk berdiskusi langsung, akhirnya kami memilih berdiskusi online pada malam hari dan dilanjutkan waktu hari libur (Idul Adha).

Foto dokumentasi



















Wednesday, November 3, 2010

Resume Pask dan Landa

Teori Sibernetik

Inti teori sibernetik adalah “sistem informasi” dari apa yang hendak dipelajari dan bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh sistem informasi ini.

Teori sibernetik lebih tertarik pada proses kerja otak dibandingkan dengan pada hasil kerja otak tersebut.

Ada dua tokoh yang akan dibahas berkaitan dengan teori sibernetik yaitu :

1. Lev Landa

  • Belajar adalah proses pengolahan informasi dimana guru yang baik adalah guru yang tahu persis informasi dari materi yang akan dibahas, mengetahui sistem berpikir dari pembelajar dan cara menyesuaikan sistem informasi materi dengan sistem berpikir pembelajar itu.


  • Ada 4 kegiatan pokok dalam proses belajar mengajar menurut teori Landa:

1. Identifikasi proses algoritmik yang mendasari suatu problem solving

2. Mengidentifikasi hal-hal yang tidak dapat di algoritmikkan. Tujuannya adalah agar guru tidak mencampur adukkan antara proses algoritmik dengan non algoritmik.

3. Guru mampu mengajar dengan menggunakan proses algoritmik yang sudah diidentifikasikannya. Artinya, guru tidak boleh mengajar dengan cara yang melompat-lompat.

4. Mengajar pembelajar sedemikian rupa agar mereka mampu mengembangkan pola pikir algoritmik dalam benak mereka, dan diharapkan mereka mampu menyelesaikan persoalan baru yang tidak pernah dibahas dalam pengajaran.

2. Andrew Pask

  • Teori Pask yang paling terkenal adalah Conversation Theory.

  • Proses belajar bergantung pada strategi yang digunakan oleh siswa. Guru bertugas untuk mengarahkan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan ini, guru mungkin menggunakan strategi mengajar tertentu untuk membantu siswa dengan sukses mendapatkan informasi yang harus dipelajari.

  • Salah satu metode yang disarankan Pask adalah tutorial conversation, dimana metode belajar berbentuk diskusi dan proses belajar lebih kepada give and take. Conversational instruction memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan. Siswa bisa bertanya, berkomentar dan menekuni bidang yang menjadi minatnya.

  • Satu masalah yang sulit dipelajari oleh siswa adalah cognitive fixity, kecenderungan untuk tetap menggunakan sebuah strategi tertentu walaupun ada bukti yang menunjukkan bahwa strategi ini tidak cocok.

  • Belajar melalui conversation akan memungkinkan efek transfer yang positif. Oleh karena itu, guru harus mengetahui bagaimana membentuk conversation yang berarti untuk proses belajar dan guru juga harus mempunyai pemahaman yang mendalam mengenai materi yang sedang dipelajari.

  • Kompetensi bisa diukur dengan melakukan performansi atau ujian yang relevan dengan apa yang telah dipelajari. dimana pengukuran bisa dilakukan oleh guru, siswa atau teman sebaya. Tanpa pemahaman yang mendalam, guru bisa saja me-label kesalahan yang disebabkan oleh kecerobohan sebagai ketidakpahaman prosedur.

  • Pendekatan lain untuk mengevaluasi adalah dengan menggunakan metode teachback, sebuah metode yang digunakan untuk memastikan murid mengerti topik sampai pada tahap mampu mengajarkan kembali kepada guru.

Referensi :

Luppicini, Rocci. 2008. Handbook of Conversation Design for Instructional Applications. New York : IGI Global.

Luppicini, Rocci. “Introducing Conversation Design”. Handbook of Conversation Design for Instructional Applications, chap 1 pp 1-18. 2008.

Morrow, Jean & Janet Holland. “Pask and Ma Join Forces in an Elementary Mathematics Methods Course”. Handbook of Conversation Design for Instructional Applications, chap XVI pp 252-263. 2008.

[3] W. R. Klemm, Software Issues for Applying Conversation Theory For Effective Collaboration Via the Internet. Manuscript. 2002.

http://karom-kingsoka.blogspot.com/2010/01/teori-belajar-sibernetik-dan.html

(3 November 2010)

http://hendrath-jmr.blogspot.com/2009/12/teori-algo-heuristic-dan-schematic.html

(3 November 2010)