Konstruktivistik
Konstruktivistik berarti bersifat membangun. Dalam pendidikan, Konstruktivisme merupakan suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Kami mengambil jurnal yang isinya mengenai bagaimana guru dapat mengaplikasikan proses kontruktivis dalam proses belajar siswanya.
Quantum Learning
Quantum learning dicetuskan oleh Dr. George Lozanov. Quantum learning menggabungkan prinsip suggestology, teknik percepatan belajar dan NLP. Prinip suggestology adalah sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar dan dapat memberikan dampak baik yang positif maupun yang negatif. Konsep percepatan belajar hampir sama dengan suggestology, percepatan belajar memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal. Neurolinguistik (NPL) adalah penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi.
Studi kasus yang kami ambil adalah yang berhubungan dengan holiday camp yang diadakan oleh Adam Khoo Learning Technology Group (AKLTG). Menurut pembahasan kelompok, pembelajaran yang dilakukan dalam camp ini sesuai dengan metode quantum learning. Di camp itu, para coaches dan trainers memberikan sugesti kepada anak-anak yang dapat memberikan dampak yang positif terhadap pembelajaran mereka, misalnya dengan mensugesti anak-anak untuk mengubah cara belajar mereka. Kemudian, anak-anak juga diajarkan bagaimana cara belajar dengan cepat dan juga menyenangkan dengan menggambar mindmap. Dan yang terakhir adalah anak-anak diajarkan bagaimana otak mengatur informasi dan mereka diajarkan teknik mengingat yang tepat.
Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi di dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka. Proses belajar berlangsung alamiah dimana siswa yang bekerja dan mengalami. Siswa perlu mengerti makna belajar dan juga apa manfaatnya.
Kami mengambil kasus mengenai study tour yang dilakukan oleh siswa SMAN Plus ke Bali. Dalam study tour ini, siswa SMAN Plus datang dan melihat secara langsung keindahan Pulau Dewata dan juga tempat-tempat wisata yang ada disana contohnya Gunung Bromo. Guru tidak lagi memberikan keterangan kepada siswa, siswa belajar dengan mengalami dan melihat di lingkungan alamiah.
Multiple Intelligence
Gardner memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas menjadi delapan kecerdasan dasar yaitu :
1. Kecerdasan linguistik
Kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan.
2. Kecerdasan matematis-logis
Kemampuan menggunakan angka dengan baik dan juga penalaran yang benar.
3. Kecerdasan spasial
Kemampuan untuk mempersepsikan dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasikan persepsi tersebut.
4. Kecerdasan kinetis-jasmani
Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan dan ketrampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu.
5. Kecerdasan musikal
Kemampuan menangai bentuk musikal dengan mempersepsi, membedakan, menggubah dan mengekspresikannya.
6. Kecerdasan interpersonal
Kemampuan mempersepsikan dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain.
7. Kecerdasan intrapersonal
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak sesuai pemahaman tersebut.
8. Kecerdasan naturalis
Keahlian memahami dan mengkategorikan flora dan fauna di lingkungan sekitar.
Dalam perkembangan penelitiannya, Gardner kemudian menambahkan kecerdasan yang ke sembilan yaitu kecerdasan eksistensial. Kecerdasan eksistensial adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kapasitas dan kemampuan.
Dalam studi kasus, kami mengambil artikel mengenai orang Yahudi. Dari pengamatan Dr. Stephen, anak Yahudi sangat cerdas. Mereka memahami tiga bahasa dan telah dilatih bermain piano dan biola sejak kecil. Pada kelas 1 sampai kelas 6 SD, mereka mempelajari matematika berbasis perniagaan. Saat sedang mengandung, para ibu bernyanyi, bermain piano, mengerjakan soal matematika dan makan makanan bergizi guna meningkatkan kecerdasan dari anak.
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan individu dalam menggunakan emosinya secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan meraih keberhasilan.
Dari kasus yang kami ambil, dapat diambil kesimpulan bahwa EQ adalah suatu hal yang penting bagi semua orang dimana EQ akan berdampak kepada perkembangan anak di masa depan. Masa kecil anak adalah waktu dimana anak-anak mulai mempelajari dan mengasah EQ mereka. Jadi, orang tua harus memberikan perhatian pada perkembangan EQ anaknya karena telah ditemukan kasus bahwa orang IT memiliki EQ rendah dan itu berdampak bagi kehidupan orang itu. Memang kita belum mengetahui apakah anak kita akan menjadi IT atau tidak, tapi tidak salah bagi orang tua untuk menaruh perhatian pada hal itu.
Kelompok 1
Winda Dwiastuti (08-025)
Marisa Andra (08-039)
Katherina (08-053)
Calvina (08-065)
Lastiarma (08-074)
Kuliah online ternyata tidak mudah. Banyak rintangan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tapi setidaknya kami mendapat pengalaman dari perkuliahan online seperti ini. Segala sesuatu perlu proses, mudah-mudahan di kemudian hari dapat lebih baik lagi dalam menghadapi perkuliahan online.
Referensi :
Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma baru pembelajaran. Jakarta: Prenada.
0 comments:
Post a Comment