Jerome S. Bruner, salah seorang tokoh ekletik menggunakan pendekatan discovery learning dimana seorang individu mencari dan menemukan sendiri informasi berkenaan dengan materi yang dipelajari. Jika dikaitkan dengan pengalaman selama belajar di psikologi sampai sejauh ini pendekatan discovery learning tersebut masih jarang saya gunakan. Misalnya saja, ketika akan menghadapi suatu presentasi dimana ada beberapa bagian yang tidak saya mengerti. Untuk mengatasi kesulitan itu, saya akan mencari tahu melalui teman ataupun beberapa sumber dari internet.
Ada beberapa mata kuliah yang benar-benar sesuai dengan pendekatan discovery learning yaitu mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa untuk turun langsung ke lapangan. Salah satu contohnya adalah mata kuliah Paedagogi. Ketika itu, ada beberapa materi mengenai basis pembelajaran yang akan dibahas. Mahasiswa dibagi kedalam kelompok-kelompok dan mendapatkan topik yang berbeda. Kemudian masing-masing kelompok terjun ke sekolah untuk mendapatkan data langsung dari observasi siswa dan wawancara dengan pihak sekolah. Setelah itu, data yang didapat dianalisis untuk dilihat apakah sekolah yang dikunjungi menerapkan basis pembelajaran tertentu. Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa mahasiswa berusaha mencari/menemukan informasi sendiri.
Proses belajar kognitif yaitu perolehan informasi baru, transformasi pengetahuan, dan evaluasi. Jika dihubungkan dengan contoh diatas, proses belajar kognitif dapat dilihat sebagai berikut. Misalnya saja, sebelum terjun langsung ke lapangan, kami sebagai mahasiswa yang akan melakukan kunjungan pastinya memiliki suatu skema mengenai materi yang bersangkutan sehingga dapat melakukan proses pengambilan data. Setelah mendapat data di lapangan atau dengan kata lain memperoleh informasi baru, informasi baru yang didapatkan harus diubah bentuknya agar sesuai dengan konsep yang telah dimiliki sebelumnya / transformasi pengetahuan. Kemudian, setiap kelompok melakukan presentasi dengan menampilkan gabungan pengetahuan tersebut untuk mendapatkan evaluasi baik itu dari kelompok lain maupun dari dosen.
Mode of representation dibagi menjadi 3 yaitu enactive, iconic, dan symbolic. Enactive adalah belajar dengan menggunakan benda yang konkret, iconic adalah belajar dengan melihat secara visual, dan symbolic berkaitan dengan bahasa. Mode of representation sendiri dapat diartikan sebagai cara belajar seseorang apakah dengan melakukan langsung, melihat ataupun mendengarkan. Dalam hal ini, saya merasa saya lebih bisa belajar dengan mendengarkan /auditory. Ketika akan menghadapi ujian, saya sering merasa sulit untuk belajar atau memahami jika harus melihat langsung bahan yang diujikan. Namun ketika saya mendengar ada orang berdiskusi atau ketika teman menyampaikan secara langsung apa yang dipelajarinya, saya merasa lebih bisa menangkap inti dari materi yang diujikan.
Daftar Pustaka
Bigge, Morris. 1982. Learning Theories for Teachers. New York : Harper & Row
0 comments:
Post a Comment