Saturday, October 2, 2010

Konsep Penting Ausubel dan Penerapannya

Konsep lain dari Ausubel adalah Integrative Reconciliation dimana kita mencoba melihat persamaan dan perbedaan dari dua materi berbeda. Misalnya saja dalam mata kuliah Konstruksi Alat Ukur ketika mempelajari konstruksi tes prestasi dan skala sikap. Melihat kedua materi tersebut, saya melihat langkah-langkah dalam mengkonstruksi alat ukur keduanya memiliki beberapa persamaan seperti alat ukur harus memiliki tujuan ukur, aitem dalam tes harus relevan dengan tujuan ukur, dan sebagainya. Selain itu, saya juga dapat menemukan perbedaan diantara keduanya.

Setiap manusia memiliki struktur kognitif dimana struktur tersebut tersusun secara hirarki. Struktur kognitif yang kita miliki atau dengan kata lain pengetahuan yang kita miliki menentukan proses belajar selanjutnya. Jika kita memiliki anchoring ideas maka akan lebih mudah bagi kita dalam menyesuaikan/mencocokan informasi yang kita miliki dan yang kita baru dapatkan. Misalnya, di semester sebelumnya banyak dibahas mengenai tokoh Bandura. Karena sering dipelajari maka materi tersebut akan lebih mudah dipahami. Tetapi ketika mendapat materi mengenai tokoh Bruner sedangkan sebelumnya tidak pernah dibahas, saya menjadi merasa agak susah memahami materi tersebut.

Ada juga konsep lain yang dicetuskan Ausubel yakni Progressive Differentiation.dimana kita belajar secara inklusif atau dengan kata lain kita belajar dari hal-hal umum sampai ke hal yang lebih mendetail/spesifik. Hal ini dapat dilihat dalam program mata kuliah yang diberikan. Mata kuliah yang diberikan biasanya yang lebih mendasar dulu baru ke tingkat yang lebih tinggi. Contohnya, kami biasanya diajarkan pengenalan Psikologi kemudian ke cabang-cabangnya yaitu Psikologi Pendidikan, Psikologi Industri Organisasi. Nantinya materi yang dipelajari akan semakin spesifik atau mendetail.

Selain diterapkan dalam program mata kuliah yang ada di kampus, konsep ini juga dapat diterapkan dalam satu mata kuliah. Misalnya saja ketika mempelajari dasar organisasi. Pertama akan dipelajari apa itu organisasi, apa yang menjadi tujuan organisasi, bagaimana sistem dalam organisasi sampai belajar bentuk-bentuk organisasi yang ada.

Untuk memahami suatu materi, kesiapan materi juga harus dipertimbangkan melalui pemahaman seseorang mengenai materi sebelumnya. Prinsip ini disebut reconciliation. Prinsip ini dapat berjalan dengan adanya konfirmasi, koreksi, dan klarifikasi. Misalnya saja, ketika kelompok menyudahi suatu presentasi, Bu Ika akan bertanya apa saja yang telah kami tangkap dari suatu materi. Maksud dari pertanyaan tersebut adalah untuk mengetahui apakah konsep yang telah kami dapat sudah benar atau belum. Selain itu, Bu Ika akan melakukan koreksi apabila pemahaman kami salah. Hal itu dilakukan sebagai umpan balik agar kami dapat menguasai suatu materi dengan benar.


Daftar Pustaka

Driscoll, Marcy P. 1994. Psychology of Learning for Instruction. Boston : Allyn and Bacon

0 comments:

Post a Comment